
Pesta Adat Ma’ataa yang berlangsung di Desa Gunung Sejuk dan Lipumangau, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan
Prosesi acara adat Ma’taa ini diawali dengan “ Tari Batanda “ yang menandai dimulainya acara. Pukulan gendang dan gong mengiringi gerakan tarian yang diperagakan oleh remaja laki-laki menggunakan selendang yang diiringi nyanyian (Kabanci) dari ibu-ibu.
Tarian ini diperagakan oleh anak muda laki-laki berjumlah 4 orang, yang masing-masing Parabela anak muda (sara ana mohane), Waci anak muda (waci ana mohane), Moji anak muda (moji ana mohane) dan Kolaki anak muda (kolaki ana mohane). Para penari selanjutnya mengalungkan selendang yang berwarna merah ke Parabela orang tua, Waci orang tua, Moji orang tua dan Kolaki orang tua. Pemberian selendang dilakukan seusai prosesi Batanda dilangsungkan.
Alunan lagu serta pukulan gong dan gendang semakin lama semakin meriah saja. Setiap hentakan dari alunan musik harus seirima pula dengan gerak kaki si penari Batanda. Tak berapa lama, selendang itu kemudian diserahkan kepada Bapak La Ode Arusani, Bupati Buton Selatan, yang kemudian menyambutnya dengan ikut berbaur bersama penari mempertunjukan keahliannya dalam seni tari Batanda tersebut. Tarian pun diikuti bersama oleh para Pimpinan SKPD yang ikut dalam rombongan Bupati, untuk ikut menari tari tradisional Buton ini.
Setelah selesai acara tari, dilanjutkan dengan pemotongan ketupat besar (Bongka’ano kalepa), yang di dalamnya berisi satu liter beras yang sudah jadi nasi siap makan. Acara kemudian dilanjutkan dengan makan bersama (pekande-kandea) dan di akhiri dengan doa.